Pemerintah Australia menciptakan departemen yang akan memantau status ternak dan kesehatan babi hutan. Pihak berwenang mengambil langkah-langkah seperti itu untuk mencegah penyebaran demam babi Afrika. Badan baru akan disebut Koordinator Babi Hutan Nasional.
Menteri Pertanian Bridget Mackenzie mengatakan bahwa sekarang adalah waktu untuk membuat badan seperti itu, karena ASF semakin dekat dan dekat dengan Australia. Jadi, bulan ini penyakitnya ditemukan di Indonesia.
Menurut perkiraan analis Australia, jika virus menembus wilayah negara itu, kerugian industri babi akan mencapai $ 2 miliar, dalam kawanan besar babi hutan liar, yang sekarang ada di Australia, penyakitnya akan menyebar dengan cepat. 25 juta babi hutan hidup di 45% tanah di Australia.
Peternak sudah menderita kerugian dari hewan-hewan ini, karena babi hutan mengkonsumsi banyak sumber daya (air dan tumbuh-tumbuhan), mengurangi wilayah wilayah yang cocok untuk penggembalaan.
Untuk mendukung unit baru, pemerintah bermaksud untuk mengalokasikan 1,4 juta selama 3,5 tahun ke depan. Koordinator Babi Hutan Nasional akan bekerja dengan para peneliti dan lembaga yang berspesialisasi dalam pengelolaan sumber daya alam.
Bacaan yang disarankan:
- Mayat babi hutan ditemukan di pantai Denmark
- Babi Liar Merobohkan Petani Lebanon
- Babi hutan wilayah Zhytomyr menjadi korban baru ASF