Pada 9 Juli, Perusahaan Kesehatan Hewan Phibro mengumumkan bahwa, dengan kemajuan signifikan dalam pengembangan vaksin melawan demam babi Afrika (ASF), ia mematenkan produknya.
Langkah penting ini dalam proses pengembangan vaksin melibatkan identifikasi epitop imunogenik dan protein yang menunjukkan potensi kuat untuk membentuk dasar untuk vaksin ASF.
Anggota tim peneliti Phibro telah membuat identifikasi ini menggunakan alat analisis bioinformatika unik untuk memilih epitop dan protein dengan potensi terbesar yang dapat memicu respons imun protektif.
Pendekatan mereka adalah membuat vaksin spesifik berdasarkan epitop, dan tidak sesuai dengan cara yang lebih umum diterima menggunakan vaksin hidup yang dilemahkan. Jika berhasil, pendekatan ini tidak hanya akan menjadi respons yang efektif untuk ASF, tetapi juga mengarah pada pembuatan vaksin yang tidak menimbulkan risiko penyebaran penyakit lebih lanjut.
Jack Bendheim, Presiden dan CEO Phibro, berkomentar: "Perkembangan ASF di China tidak hanya krisis bagi seluruh industri babi, tetapi, yang lebih penting, krisis keamanan pangan untuk kemanusiaan.
Identifikasi kelompok peptida dan protein ini adalah tonggak penting dalam upaya Phibro untuk memberantas penyakit yang menghancurkan ini. Meskipun kami masih memiliki banyak pekerjaan di depan, kami telah membuat kemajuan penting menuju tujuan ini dan bangga menjadi bagian dari solusi untuk masalah mendesak seperti itu. "