Para ahli Amerika berharap bahwa karena demam babi Afrika, menghancurkan industri babi di Cina, harga daging babi akan naik dan kemungkinan akan tetap tinggi hingga 2020.
Sejak konfirmasi kasus pertama pada Agustus tahun lalu, setidaknya 129 kasus demam babi Afrika telah dilaporkan di Cina. Penyakit yang tak tersembuhkan ini juga telah menyebar ke bagian lain di Asia, termasuk Vietnam.
"Demam babi Afrika di Cina dapat menyebabkan periode panjang kenaikan harga daging babi di Amerika Serikat," kata analis JP Palma Thomas Palmer dalam sebuah catatan penelitian.
Menurutnya, masih belum ada cara untuk menahan penyebaran virus di antara babi, dan mengganti populasi babi di Cina kemungkinan akan memakan waktu "setidaknya 20 bulan," yang berarti bahwa "peningkatan permintaan untuk babi akan terus berlanjut, setidaknya hingga 2020. "
Lonjakan harga grosir untuk daging babi dan bacon dapat memengaruhi profitabilitas restoran yang menyajikan BLT (sandwich bacon, salad, dan tomat), burger keju bacon, dan sandwich babi.Sekarang restoran memantau dengan cermat harga daging babi. Tetapi beberapa analis percaya bahwa perut babi yang digunakan untuk membuat bacon dapat melonjak harga lebih dari 40% dengan potensi kenaikan lebih lanjut hingga 2020.